Sabtu, 16 Juni 2012

Review Film Laskar pelangi


Sinopsis
diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh penulisnya sendiri, buku “Laskar Pelangi” menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin Belitung. Anak orang-orang ‘kecil’ ini mencoba memperbaiki masa depan dengan menempuh pendidikan dasar dan menengah di sebuah lembaga pendidikan yang puritan. Bersebelahan dengan sebuah lembaga pendidikan yang dikelola dan difasilitasi begitu modern pada masanya, SD Muhammadiyah-sekolah penulis ini, tampak begitu dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka, para native Belitung ini tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tak pernah mendapatkan rapor. Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras-sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak marjinal tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.
Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia. Native Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris. Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.
Banyak hal-hal inspiratif yang dimunculkan buku ini. Buku ini memberikan contoh dan membesarkan hati. Buku ini memperlihatkan bahwa di tangan seorang guru, kemiskinan dapat diubah menjadi kekuatan, keterbatasan bukanlah kendala untuk maju, dan pendidikan bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas. Paling tidak laskar pelangi dan sekolah miskin Muhamaddiyah menunjukkan bahwa pendidikan yang hebat sama sekali tak berhubungan dengan fasilitas. Terakhir cerita laskar pelangi memberitahu kita bahwa bahwa guru benar-benar seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
Rumusan Masalah
1.    Bagaimana seorang anak  (lintang) yang harus menafkahi keluarganya tetapi juga meraih tujuannya untuk mendapatkan pendidikan?
2.    Apa yang membuat pertemanan anak-anak laskar pelangi begitu mengerti kondisi satu sama lain dipandang dari psikologisnya?
3.    Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi dan perkembangan social lintang dalam film laskar pelangi di tinjau dari bentuk psikologinya?
Analisis
Berawal dari motivasi, yaitu sesuatu yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku (Santrock, 2008), yang dimilikinya, Lintang pun melakukan berbagai usaha agar bisa meraih tujuannya untuk mendapatkan pendidikan. Menurut Munandar, A.S. (2008), motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Inilah yang terjadi pada Lintang. Saat ia menganggap bahwa pendidikan adalah sesuatu yang ia butuhkan, ia pun melakukan usaha untuk pencapaian tujuannya tersebut.
Hal ini terlihat dari begitu bersemangatnya ia untuk pergi mendaftarkan dirinya ke sebuah sekolah meskipun sekolah itu berada jauh dari rumahnya. Setiap pagi bersepeda ke sekolah tersebut dengan hati bahagia dan selalu berusaha untuk tidak terlambat meskipun rumahnya yang paling jauh. Motivasi yang dimilikinya mendorongnya untuk berbuat atau bertindak, menentukan arah perbuatan sehingga mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh, dan menyeleksi perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan dengan mengenyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi pencapaian tujuannya (Purwanto, 1999).
Motivasi intrinsik yang kuat, yang dimiliki Lintang, yaitu motivasi yang bersifat internal (berasal dari dalam diri) untuk melakukan sesuatu bagi kepentingan pribadinya (Santrock, 2008), membuatnya tidak pernah putus asa meski hidupnya penuh dengan keterbatasan. Saat ia harus belajar di rumah dan di sekolah dengan kondisi yang seadanya, harus melaksanakan kewajibannya mengurus rumah, mengasuh adik-adiknya, membantu ayahnya bekerja, semua ia lakukan dengan senang hati dan tanpa mengeluh. Sedangkan dukungan dari orang tua, teman-teman, dan guru-gurunya menjadi motivasi ekstrinsik bagi dirinya, yaitu motivasi yang bersifat eksternal (berasal dari luar diri) untuk melakukan sesuatu agar mencapai sesuatu yang lainnya (Santrock, 2008).
Persahabatan berkontribusi pada status teman sebaya dan memberikan beberapa manfaat yang antara lain: pertemanan, dukungan fisik, dukungan ego, dan keintiman atau kasih sayang (Parker & Asher, 1987 dalam Santrock, 2008). Persahabatan memberikan anak seorang teman akrab, seseorang yang bersedia untuk menghabiskan waktu dengan mereka dan bergabung dalam aktivitas kolaboratif. Hal ini benar-benar dirasakan Lintang bersama teman-teman sekolahnya. Mereka belajar bersama, bermain bersama, bersepeda bersama, menghabiskan waktu bersama-sama. Saat ia harus bekerja sama dengan teman-temannya dalam persiapan karnaval dan saat mempersiapkan diri untuk lomba cerdas cermat. Sebuah laskar pelangi adalah bukti keakraban mereka.
Selain itu, persahabatan juga memberikan dukungan fisik. Persahabatan memberikan sumber dan bantuan kapan pun dibutuhkan. Ini terlihat dari bagaimana Lintang membantu teman-temannya dalam belajar. Ia membantu Harun, murid yang mengalami keterbelakangan mental dan juga membantu mengajarkan teman-temannya saat buk Muslimah tidak masuk sekolah untuk mengajar.
            Dukungan ego juga menjadi manfaat dalam pertemanan. Persahabatan membantu anak merasa bahwa mereka adalah individu-individu yang berkompeten dan berharga. Selain itu, yang terpenting adalah dukungan sosial dari teman-temannya (Santrock, 2008). Hal ini dirasakan Lintang saat ia mengikuti lomba cerdas cermat. Teman-temannya mengakui bahwa ia memang berkompeten. Pengakuan dari teman dan gurunya membuat ia menjadi seseorang yang memiliki self esteem yang positif, harga diri (self esteem) merujuk pada pandangan individu tentang dirinya sendiri. Menurut Santrock (2008), harga diri juga disebut sebagai nilai diri (self worth) atau citra diri (self-image). Self worth adalah keyakinan bahwa dirinya memiliki kompetensi untuk menghadapi dunia. Hal ini juga yang mempengaruhi prestasi Lintang di sekolahnya.
Persahabatan memberi anak-anak suatu hubungan yang hangat, penuh kepercayaan, dan dekat dengan orang lain (keintiman atau kasih sayang). Hal ini dirasakan Lintang saat ia berpamitan kepada teman-temannya dan gurunya ketika ia harus berhenti sekolah setelah kematian ayahnya. Hubungan yang hangat yang terjalin bersama teman-temannya membuat ia merasa dekat dengan temannya. Bahkan pada saat itu, Ikal sampai meneteskan air mata karena harus berpisah dengan Lintang, kehilangan seorang sahabat yang sebaik Lintang.
Para ahli perkembangan telah menemukan lima jenis status teman sebaya, yaitu anak populer, anak biasa, anak yang terabaikan, anak yang ditolak, dan anak yang kontroversial (Rubin, Bukowski, & Parker, 2006; Wentzel & Battle, 2001 dalam Santrock, 2008). Anak populer dianggap sebagai teman baik dan jarang tidak disukai oleh teman sebaya mereka. Anak-anak populer memberikan penguatan, mendengarkan dengan seksama, menjaga komunikasi yang terbuka dengan teman sebaya, bahagia, bertindak sebagaimana adanya, menunjukkan antusiasme dan perhatian terhadap orang lain, serta percaya diri tanpa bersikap sombong (Hartup, 1983 dalam Santrock, 2008).
Dalam film ini, Lintang dianggap sebagai anak yang populer. Kemampuannya di bidang akademis dan kemampuan bersosialisasinya yang baik membuat ia sangat dikagumi oleh teman-temannya. Rasa percaya diri tanpa bersikap sombong yang ia tunjukkan saat membuktikan jawaban hitung-hitungannya dalam lomba cerdas cermat juga menjadikannya sebagai seseorang yang populer dan dikagumi.
Selain motivasi, kematangan perkembangannya (perkembangan emosi, sosial, mental-intelektual, moral, minat, dan kepribadian) juga mempengaruhi prestasi Lintang di sekolah. Anak usia sekolah dasar sudah menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan dorongan dan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan lingkungannya. Ia mulai belajar mengungkapkan perasaannya dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial (Munandar, U. 1992). Perkembangan emosi ini terlihat pada diri Lintang. Saat ia harus berhenti sekolah setelah kematian ayahnya, ia mampu mengontrol emosinya dengan baik. Hal ini memperlihatkan bahwa Lintang sudah memiliki kematangan emosi yang baik.
Sejak masuk sekolah dasar, keinginan anak untuk menjadi anggota kelompok dan diterima oleh kelompok sebaya makin meningkat. Untuk itu ia cenderung mengikuti nilai-nilai kelompok, walaupun hal ini kadang-kadang berarti harus menentang peraturan yang ada. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dari proses sosialisasi (Munandar, U. 1992). Perkembangan sosial ini juga terlihat pada diri Lintang di saat ia berusaha untuk bergabung dengan teman-temannya, bahkan pernah mengikuti teman-temannya untuk pergi ke gua, percaya dengan hal yang bersifat mistik padahal ia tau bahwa hal itu menentang peraturan yang ada.
            Ditinjau dari teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, anak sekolah dasar memasuki tahap operasi kongkret dalam berpikir. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama (Munandar, U. 1992). Perkembangan kognitif yang dimiliki Lintang juga tergolong baik. Hal ini terlihat dari pengetahuannya yang luas dan mampu menjawab pertanyaan temannya, menjelaskan apa itu pelangi, menjelaskan tentang buaya dan juga menjelaskan tentang kota Paris kepada Ikal.
Lintang juga mengalami perkembangan moral yang baik. Pada masa sekolah, pengertian anak tentang baik dan buruk, tentang keadilan, menjadi lebih beragam (berdiferensiasi) dan lentur (fleksibel), tidak sekaku seperti pada masa kanak-kanak. Ia mulai memahami bahwa penilaian tentang baik dan buruk dapat berubah, tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku itu (Munandar, U. 1992). Perkembangan moral ini yang membuat Lintang bisa mengambil keputusan untuk berhenti sekolah. Ia tau bahwa hal itu tidak baik, namun dengan pertimbangan kondisinya yang sudah tidak mendukung, dimana ia memiliki kewajiban lain yaitu harus mengasuh adik-adiknya, ia pun akhirnya memutuskan untuk berhenti bersekolah.
            Dengan meluasnya cakrawala mental anak, minat-minatnya pun berkembang. Hal ini akan mempunyai dampak terhadap bentuk dan kedalaman (intensitas) aspirasinya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat, dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya (Munandar, U.1992). Minat Lintang dalam berhitung dapat tereksplorasi dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuannya berhitung secara cepat. Menunjukkan kalau ia memiliki perkembangan minat yang baik.
            Semua pengaruh yang didapatkan Lintang dari lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah, mendukung ia untuk bisa mengoptimalkan dirinya. Perkembangan kepribadiannya pun menjadi baik. Dengan memasuki sekolah dasar, kehidupan sosial anak meluas dan faktor-faktor baru mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Hal-hal yang amat menentukan perkembangan kepribadian anak ialah sejauh mana ia merasa diterima oleh orang lain (guru dan teman sebaya), sejauh mana ia mampu melakukan tugas-tugas perkembangannya, dan bagaimana prestasinya di sekolah (Munandar, U. 1992).
            Aspek-aspek internal yang dimiliki Lintang telah membuat ia bisa mengoptimalkan kemampuannya sehingga ia bisa meraih prestasi yang baik di sekolahnya. Kematangan perkembangan yang dimilikinya (perkembangan emosi, sosial, mental-intelektual, moral, minat, dan kepribadian) dan motivasinya (baik intrinsik maupun ekstrinsik) yang kuat membuat ia bisa menjadi seorang anak yang memiliki prestasi yang baik di sekolahnya.


Psikologi pendidikan
Review Film Laskar Pelangi
Oleh : Istiana tadjuddin









INDRAYANA FEBRIYANTY
45 100 910 24




UNIVERSITAS 45 MAKASSAR
Fakultas Psikologi

belajar ingatan dan amnesia


Bab I
PENDAHULUAN

Dalam pembahasan ini saya akan membahas tentang Belajar,Ingatan dan Amnesia sebelum kita masuk lebih dalam saya akan menjelaskan satu per satu pengertian belajar,ingatan dan amnesia. Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal ,Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi dan yang terakhir Amnesia adalah dokumen hilanganya ingatan terutama tentang masa lalu, hal menjadi lupa tentang apa yang terjadi sebelumnya.
Belajar berhubungan dengan bagaimana pengalaman mengubah otak, dan ingatan berhubungan dengan bagaimana dengan perubahan-perubahan di simpan dan setelah itu diaktifkan kembali. Tanpa kemampuan untuk belajar dan mengingat, kita akan mengalami setiap saat seolah-olah terbangun dari tidur seumur hidup. Setiap orang adlah orang asing, dan setiap kata tdak akan di pahami.
Pengetahuan kita tentang peran-peran ini banyak berasal dari studi terhadap pasien-pasien neuropsikologis* dengan amnesia yang dihasilkan oleh kerusakan otak (semua kehilangan ingatan yang bersifat patalogis) dan dari penelitian terhadap model-model benatang untuk masalah ingatan yang sama.






*)Neuropsikologis adalah penyakit yang berhubungan dengan otak : penyakit Parkinson, penyakit Huntington,Multiple sclerosis, dan penyakit Alzheimer



Bab II
Pembahasan

1.1 Efek Amnestik Lobektomi Temporal Medial Bilateral
Ironisnya, orang yang telah memberikan lebih banyak kontribusi terhadap pemahaman kita tentang neuropsikologi otak bukanlah seorang neuropsikolog. Ia adalah H.M., laki-laki yang pada tahun 1953, pada usia 27 tahun , menjalani operasi untuk mebuang porsi-porsi medial lobus temporal untuk penanganan kasus epilepsi berat. Instrumental dalam pencapaian pemahaman kita saat ini tentang basis neural ingatan.
Asesmen Formal Amnesia Anterograd H.M
Untuk mempelajari masalah ingatan H.M., sangat penting untuk mengukur performanya pada berbagi tes objektif untuk ingatan. Dalam pembahsan kami akan mendekripsikan beberapa tes itu :
Digit Span + 1 ketidakmampuan untuk membentuk ingatan jangka panjang diilustrasikan oleh performanya pada digit span + 1 test. H.M. diminta mengulangi 5 digit yang dbacakan untuknya dengan interval 1 detik. Ia mengulangi sekuensinya dengan benar . pada percobaan berikutnya, 5 digit yang sama dengan 1 digit baru ditambahan di bagian akhir. Sekuensi 6 digit yang yang sama disuguhkan beberapa kali sampai ia menyebutkan dengan urutan yang benar, dan setelah itu sebuah digit lain ditambahkan di bagian akhir. Demikian seterusnya. Setelah 25 percobaan, H.M. tidak mampu mengulangi 15 digil setelah 25 percobaan digit span + 1.
Block-Tapping Memory-Span Test Milner (1971) mendemonstrasikan bahwa amnesia H.M. tidak terbatas pada materi verbal dengan mengases performanya pada versi + 1 block-tapping memory_span test.  Sembilan balok di sevarkan di atas papan di depan H.M., dan ia diminta untuk melihat neuropsikologisnya menyentuh salah satu sekuensina dan kemudian mengulangi sekuensi sentuhan yang sama. Memiliki block-tapping span test sebanyak 5 balok, yang merupakan kisaran normal, tetapi ia tidak dapat belajar menyentuh sekuensi 6 balok, bahkan bila urutan yang sama di ulangi sebanyak 12 kali. H.M . mengalami amnesia global.
Mirror-Drawing Test indikasi pertawa bahwa amnesia anterograd H.M tidak melibatkan seluruh ingatan jangka panjang berasal dari mirror-drawing test (Milner, 1965). Tugas H.M adalah menggambar garis dalam batas-batas sebuah target berbentuk bintang dengan mengamati tangannya di cermin.H.M. diminta menelusuri bintang itu sebanyak 10 kali di setiap tiga hari berturut-turut, dan jumlah frekuensi ia keluar dari batas untuk setiap percobaan di catat. Performa H.M meningkat selama 3 hari, yang menunjukkan adanya retensi tugas tersebut. Akan tetapi terlepas dari performanya yang meningkat, H.M tidak dapat mengingat bahwa ia pernah mengerjakan tugas yang sama sebelumnya.
Rotary-Pursuit Test  Dalam rotary-pursuit test subjek berusaha menjaga agar ujung stylus tetap bersentuhan dengan sebuah target yang berotasi di atas sebuah meja bundar yang berputar. Corin (1968) menemukan bahwa performa H.M di rotary-pursuit test  meningkat secara signifikan selama sesi lahan selama 9 hari, terlepas dari kenyataan bahwa tiap hari H.M mengatakan bahwa ia belum pernah melihat pursuit rotor itu sebelumnya. Performanya yang semakin baik tersimpan selama interval retensi 7 hari.
Incomplete Test penemuan bahwa H.M mampu membentuk ingatan jangka panjang untuk mirror-drawing dan rotary-pursuit menunjukkan bahwa tugas-tugas sensimotor adalah satu pengecualian untuk ketidakmampuannya membentuk ingtan jangka panjang. Akan tetapi, pandangan ini di tentang oleh demonstrasi bahwa H.M juga dapat membentuk ingatan jangka panjang baru untuk incomplete-pict-res-test (Gollin, 1960). Tes sensorimotor untuk ingatan yang menggunakan lima set gambar yang dipecah-pecah. Setiap set berisi gambar 20 objek yang sama, yang berbeda-beda dalam tingkat sketchiness (kehalusan garis-garisnya). Set 1 berisi gambar-gambar yang paling tepecah-pecah, dan set 5 berisi gambar-gambar lengkap. Subjek diminta mengidentifikasi ke duapuluh objek dari set yang paling sketchy (set 1), setelah itu objek-objek yang tak teroorganisir yang disajikan diversi-versi set 3, dan seterusnya sampai kedua puluh objek diidentifikasi.
Pavlovian Conditioning H.M mempelajari eye-blinking pavlovian conditioning task, meskipun ia mengalami keterlambatan dalam hal ini (Woodruff-Pak, 1993). Sebuah nada dibunyikan tepat sebelum sebuah embusan udara diadministrasikan ke matanya, sampai nada itu sendiri dapat membangkitkan kedipan mata. Dua tahun kemudian, H.M menyimpan respons terkondisi secra hampir sempurna, meskipun ia tidak memiliki ingatan yang disadari tentang latihannya.
Amnesia Lobus Temporal Medial
Pasien-pasien neuropsikologis dengan profil defisit-defisit nemonik yang serupa dengan yang terlihat pada H.M., dengan fungsi intelektual yang masih utuh, dan dengan bukti kerusakan temporal lobus temporal medial dikatakan mendita amnesia lobus temporal medial.
Penelitian tentang amnesia lobus temporal medial menunjukkan bahwa kesulitan H.M dalam membentuk ingtan jangka panjang eksplisit meskipun masih mempertahankan kemampuan untuk membentuk ingatan jangka panjang implicit tentang pengalaman yang sa,a itu bukan kesulitan yang unik baginya ( eichenbaum, 1999). Masalah ini terbukti merupakan salah satu gejala manusia lobus temporal medial, maupun banyk gangguan amnesik lainnya. Akibatnya, asesmen ingatan jangka panjang implicit sekarang berperan penting dalam studi tentang ingatan manusia (schacter, dobbins, & schyner 2004).
Tes-tes yang dikembangkan untuk mengases ingatan implisis disebut repetition priming test. Incomplete-pictures test merupakan salah satu contohnya, tetapi tes-tes repetition priming yang melibatkan ingatan untuk kata-kata lebih banyak dijumpai. Pertama-tama subjek diminta memeriksa sederetan kata, mereka tidak memeriksa sederetan kata, mereka tidak di mintai pelajaran atau mengingat apapun. Setelah itu mereka di tunjukin serangkaian fragmen (misalnya, _O B _ _E R), atau kata-kata dari daftar aslinya dan hanya sekadar minta untuk melengkapinya. Subjek control yang telah melihat kata-kata orisinal  yang sama menunjukkan perfoma yang baik. Yang mengejutkan, para subjek amnesik menunjukkan performa yang baik. Yang mengejutkan, para subjek amnesia menunjukkan performa yang sama baiknya, yang tidak memiliki ingatan ekspilit bahwa dirinya telah melihat daftar aslinya.
Ingatan Semantik dan Episodik
H.M mampu membentuk sangat sedikit, kalaupun ada, ingatan eksplisit baru. Akan tetapi, kebanyakan penderita amnesia lobus temporal medial memperlihatkan deficit ingatan yang tidak begitu lengkap.
Ingatan jangka panjang ekspilit memiliki dua jenis Semantik dan episodic :
Semantik adalah ingatan ekspilit untuk fakta-fakta atau informasi secara umum, sedangkan Episodik adalah ingatan ekspilit untuk kejadian atau pengalaman tertentu dalam kehidupan seseorang.
1.2 Amnesia Sindroma Korsakoff
Sindroma Korsakoff adalah gangguan ingatan yang lazim pada orang yang mengonsumsi banyak alcohol, gangguan ini sebagian besar dapat diatribusikan pada kerusakan otak yang berhubungan dengan defisiensi (kekurangan) tiamin yang sering menyertai konsumsi berat alcohol. Pada tahap lanjut, gangguan ini ditandai dengan berbagai masalah sensori dan motorik, konfusi ekstrem, perubahan kepribadian, dan risiko kematian akibat gangguan hati, gastrointestinal, atau jantung. Pemeriksaan postmortem biasanya menemukan lesi pada diensefalon medial (thalamus medial dan hipotalamus medial) dan kerusakan menyebar pada beberapa struktur otak lainnya, yang paling jelas tampak pada neokorteks, hipokampus, dan serebelum (Sullivan & marsh 2003)
Karena kerusakan otak yang berkaitan dengan Sindroma Korsakoff menyebar, tidak mudah untuk mengidentifikasi porsi yang secara spesifik bertanggung jawab atas amnesianya. Hipotesis yang pertama, yang didasarkan pada beberapa studi postmortem kecil, adalah kerusakan pada badan mamilaria hipotalamuslah yang bertanggung jawab atas berbagi deficit ingatan pasien-pasien korsakoff. Akan tetapi, disemua kasus pengecualian ini terjadi kerusakan pada pasangan nuclei diensefalik medial lain : nuclei mediodorsal thalamus. Terjadinya amnesia diensefalik medial (amnesia, misalnya amnesia korsakoff dan gangguan-gangguan ingatan yang serupa, yang berhubungan dengan kerusakan pada diensefalon medial) pada pasien-pasien stroke dengan lesi iskemik kecil pada nuclei mediodorsal memberikan bukti tambahan bagi pentingnya struktur-struktur ini bagi fungsi nemonik. Akan tetapi, tidak mungkin bahwa deficit ingatan pasien korsakoff dapat diatribusikan pada kerusakan pada salah satu struktur diensefalik saja (vann & aggleton).
1.3 Amnesia Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyebab utama lain untuk amnesia. Tanda pertama penyakit Alzheimer sering kali berupa kemunduran ingatan ringan. Akan tetapi, gangguan ini bersifat progresif. Pada akhirnya, demensia berkembang dan menjadi sangat berat sehingga pasien tidak mampu melakukan aktivitas yang sangat sederhana sekalipun (misalnya, makan,berbicara,mengenali pasangannya, atau mengontrol buang air kecil). Penyakit Alzheimer adalah sebuah penyakit terminal.
Upaya untuk memahami basis neural amnesia Alzheimer di fokuskan pada pasien-pasien Alzheimer predemensia (pasien Alzheimer yang belum mengembangkan demensia).  Deficit ingatan pasien-pasien lebih umum dibandingkan yang terkait dengan kerusakan lobus temporal medial, kerusakan diensefalik medial, atau sindroma korsakoff (butters & delis, 1995). Selain deficit anterograd dan retrograde berat pada tes-tes ingatan ekspilisit, pasien Alzheimer predemensia sering kali defisien, sementara ingatan implicit untuk belajar sensorimotor tidak (Gabriel et al., 1993; Postle, Corkin, & Groedon, 1996)
1.4 Amnesia pasca-konkusi : bukti untuk konsolidasi
Benturan di kepala yang tidak memenetrasi tulang tengkorak, tetapi cukup parah hingga menghasilkan concussion (gegar otak, gangguan temporer pada kesadaran yang diakibatkan oleh cedera kepala nonpenetrasi) (Levin,1989). Amnesia setelah benturan pada kepala yang tidak menetrasi di sebut posttraumatic amesia (PTA) (amnesia pascatrauma).
Amnesia Pascatrauma
Coma (keadaan ketidaksadaran patologis) setelah benturan berat di kepala biasanya berlangsung selama beberapa detik atau beberapa menit saja, tetapi pada kasus-kasus yang parah keadaan itu dapat berlangsung berminggu-minggu. Lalu, begitu pasien sadar kembali, ada periode konfusi. Para korban konkusi biasanya tidak dites oleh seorang neuropsikolog sampai periode konfusinya lewat. Tes biasanya mengungkapkan bahwa pasien mengalami amnesia retrogad permanen untuk peristiwa yang menyebabkan benturan dan amnesia anterograd permanen untuk banyak kejadian yang terjadi setelah peiode konfusi.
1.5 Neuroanatomi ingatan pengenalan objek
Betapapun menarik dan informatikanya studi terhadap para pasien amnesik (penderita amnesia),  studi ini memiliki keterbatasan penting. Banyak pertanyaan tentang basis neural amnesia hanya dapat dijawab melalui eksperimen terkontrol. Sebgai contoh untuk mengidentifikasi struktur otak yang berpartisipasi diberbagai macam ingatan, perlu untuk membuat lesi yang benar-benar tepat di berbagai struktur dalam mengontrol apa dan kapan subjek belajar, serta bagaimana an kapan retensi mereka dites. Oleh karena eksperimen semacam itu mustahil dilakukan dengan subjek manusia, ada upaya untuk menegmbangkan model-model binatang untuk amnesia yang dihasilkan oleh kerusakan otak pada manusia.
Laporan-laporan pertama tentang kasus H.M. pada 1950-an memicu upaya massif untuk mengembangkan model binatang untuk gangguannya agar binatang itu dapat dijasikan subjek analisis eksperimental. Ditahun-tahun awalnya, upaya ini gagal total, lesi pada struktur-struktur lobus temporal medial tidak menghasilkan amnesia anterograd pada tikus, kera, atau spesies-spesies nonmanusia lainnya.


1.6 Hipokampus dan Ingatan untuk Lokasi Spasial
Penemuan bahwa korteks peririnal memainkan peran yang lebih penting dibanding hipokampus dalam pengenalan objek bukan berarti bahwa hipokampus tidak berperan penting dalam ingatan. Bahkan, hipokampus berperan kunci dalam kognisi spasial, termasuk ingatan spasial.
Sel-sel tempat hipokampal
Fakta yang konsisten dengan observasi bahwa lesi hipokampal mendisrupsi ingatan spasial adalah fakta bahwa banyak neuron hipokampal adalah place cells (sel-sel tempat) (bilkey & Clearwater, 2005 ; Fenton, 2007; Leutgeb et al., 2007). Neuron-neuron yang hanya merespons ketika seorang subjek berada di lokasi tertentu (artinya, didalam place field [medan tempat] neuron itu).
Teori-teori tentang fungsi Hipokampus
Ada banyak teori tentang fungsi hipokampal (Moscovich et al., 2006), yang kebanyakanmengakui peran penting hipokampus dalam ingatan spasial.
 ^ O’keefe dan nadel (1978 mengusulkan cognitive map theory (teori peta kognitif) tentang hipokampus. Menurut teori ini, ada beberapa system di otak yang terspesialisasi dalam ingatan untuk berbagai jenis informasi yang berbeda dan fungsi spesifik hipokampus adalah untuk menyimpan ingatan ingatan lokasi spasial.
^ Teori lain ang cukup berpengaruh tentang fungsi hipokampal adalah configural association theory (teori asosiasi konfigural) (Rudy & Sutherland, 1992). Teori asosiasi didasarkan pada premis bahwa ingatan spasial adalah salah satu manivestasi spesifik fungsi hipokampus yang lebih umum.
^Brown dan aggleton (2001) telah mengusulkan teori tentang peran hipokampus dalam pengenalan objek yang menekankan hubungannya dengan korteks peririnal.
1.7 Dimana  Ingatan disimpan?
Bukti-bukti menunjukkan bahwa setiap ingatan disimpan secara secara menyebar disekujur struktur-struktur otak yang berpartisipasi dalam pengalaman aslinya (miyashita, 2004; Pasternak & greenlee, 2005., Weinberger, 2004)

1.8 Mekanisme Sinaptik belajar dan ingatan
Pada struktur-struktur otak manusia yang terlibat dalam belajar dan ingatan dan pada sesuatu yang terjadi ketika struktur-struktur itu rusak. Dibagian ini tingkat perubahan analisisnya berubah : fokusnya beralih ke mekanisme-mekanisme neuroplastik dan struktur-struktur tersebut yang diduga merupakan dasar fundamental untuk belajar dan ingatan
Kebanyakan pemikiran modern tentang mekanisme neural ingatan dimulai dengan Hebb (1949). Hebb memiliki argument yang sangat meyakinkan bahwa perubahan terus menerus dalam episiensi transmisi sinapsis adalah basis bagi ingatan jangka panjang sehingga pencarian basis-basis neural untuk belajar dan ingatan di fokuskan nyaris secara eksklusif pada sianpsis ((kandel,2001;maleka,2003)
1.9 Amnesia Infantil dan biopsikolog yang ingat H.M
Kita cenderung memikirkan ingatan sebagai sebuah kemampuan uniter. Namun, individu-individu yang mengalami kerusakan otak sering memperlihatkan deficit berat pada salah satu proses ingatan tetapi tidak pada proses ingatan lainnya. Dalam sebuah studi tentang amnesia infantil (newcombe & fox, 1994) anak-anak serangkaian foto anak-anak usia prasekolah, sebagaian diantaranya adalah foto-foto teman kelas saat prasekolah dulu. Para subjek mengenali beberapa mantan teman prasekolahnya. Akan tetapi, apakah mereka mengingat teman prasekolahnya secara eksplisit atau tidak mereka secara konsisten memperlihatkan respon kontansi kulit yang besar pada foto-foto teman sekelasnya.








Inti pembahasan

Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan yaitu :
1.    pemerhatian (attention)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak percaya diri mungkin meniru tingkah laku pemain music terkenal sehingga tidak menunjukkan gayanya sendiri. Bandura & Walters(1963) dalam buku mereka “Sosial Learning & Personality Development”menekankan bahwa hanya dengan memperhatikan orang lain pembelajaran dapat dipelajari.
2.    mengingati (retention)
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diingini. Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses belajar.
3.    reproduksi (reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil, bermain tenis. Jadi setelah subyek memperhatikan model dan menyimpan informasi, sekarang saatnya untuk benar-benar melakukan perilaku yang diamatinya. Praktek lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari mengarah pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.

4.    penangguhan (re inforcement)
5.    motivasi (motivion)
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu. Jadi subyek harus termotivasi untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.

Implikasi dari pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian harus cekap dan menarik
• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
• Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggi
Manfaat Belajar
Ø  manusia akan selalu mendapatkan pengetahuan baru yang belum di ketahui
Ø  adanya peningkatan kualitas kehidupan yang mau belajar, contoh penemuan teknologi yang banyak digunakan manusia, merupakan salah satu hasil yang diperoleh dari sebuah proses belajar
Ø  hasil belajar yang dimiliki seseorang bisa digunakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan
Ø  manusia bisa memecahkan masalah yang dihadapinya, jika ma uterus belajar, terutama jika manusia mau beljaar dari sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu
Ø  dengan belajar maka manusia akan bisa memanfaatkan semua potensi yang ada disekelilingnya untuk menunjang kehidupan manusia itu sendiri
Faktor Penghambat Belajar :
            1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.



            2. Faktor Eksternal
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial
Cara Mengatasi Hambatan Belajar
Saat timbul hambatan dalam belajar, hambatan tersebut harus segera diatasi. Dengan diatasi hambatan tersebut maka proses belajar dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai hasil belajarr yang maksimal. Cara mengatasi hambatan belajar dapat di mulai dari diri anak, keluarga, dan sekolah.
Diri anak
1.      Menjaga kesehatan jasmani.
2.      Menumbuhkan rasa percaya diri.
3.      Membangun motivasi diri.
4.      Belajar berinteraksi dengan lingkungan.
5.      Belajar menjaga emosi.
6.      Menerima keadaan (ekonomi, jasmani,dll).
Keluarga
1.      Memberi teladan dalam sikap dan tingkah laku kepada anak.
2.      Menjaga keharmonisan keluarga.
3.      Menyediakan waktu untuk mendampingi anak dalam belajar
4.      Megusahakan kesehatan anak, misalnya dengan makanan bergizi.
5.      Melatih anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah (menyapu, mencuci piring, dll).
6.      Meminimalkan untuk membandingkan anak dengan anak yang lain.
7.      Mencukupi fasilitas dan saran prasarana belajar.
8.      Mambangun dan memberi motivasi anak.
Sekolah
1.    Guru mangendalikan diri (emosi) saat mengajar.
2.    Guru menjaga kedekatan dengan siswa maupun orangtua siswa.
3.    Guru bersikap adil pada semua siswa.
4.    Guru memberikan motivasi siswa, misalnya dengan pujian, dan sebagainya.
5.    Guru mamberikan teladan yang baik pada siswa.
6.    Guru mengajar dengan menggunakan metode yang menyenangkan.
7.    Guru melihat kelemahan masing-masing siswa, misalnya ada siswa yang cacat fisik letak posisi duduk di depan.
8.    Guru mamberi tugas sesuai dengan kemampuan siswa.
9.    Lingkungan yang nyaman untuk belajar siswa.
10.  Memberikan kelonggaran tata tertib, namun tetap disiplin.

Pembelajaran, ingatan, dan lupaan Pembelajaran merupakan sesuatu proses psikologikal dalaman. Sama ada ia berlaku tidak akan dapat diperhatikan atau diukur secara langsung. Apa yang kita ukur ialah ingatan selepas pembelajaran saja. Oleh itu, ingatan hanya boleh dianggap gambaran atau praktikal pembelajaran. Walaupun, ingatan boleh mewakili pembelajaran, kualiti ingatan dan lupaan ialah tiga proses yang saling berkaitan serta saling berpengaruhi antara satu sama lain.
Berdasarkan uraian-uraian pengertian ingatan di atas maka bolehlah dirumuskan bahwa ingatan merupakan proses kebolehan manusia untuk menerima maklumat, memproses dan menyimpanya dalam otak, kemudian mengeluarkannya ketika perlu.
Berdasarkan  kaedah penyampaian yang digunakan tadi, proses pembelajaran dan pengajaran yang dilaksanakan akan lebih terancang dan berkesan.
Apabila guru menggunakan kaedah ini untuk proses pengajaran dan pembelajaran secara tidak langsung akan meningkatkan kemahiran pelajar dalam pangajaran dan pembelajaran.
Dalam suasana pengajaran dan pembelajaran, kemahiran-kemahiran bermaksud seseorang itu terlatih dan mempunyai pengalaman yang tinggi serta mendalam. Dalam proses pengajaran dan pembelajaran kebolehan menguasai kemahiran tertentu harus ditegaskan oleh guru, terutama kemahiran asas seperti menyelesaikan masalah, kemahiran berfikir secara kritis dan kreatif, kemahiran mendengar, bertutur, kemahiran membaca dan menulis dan sebagainya. Apabila pelajar menguasai kemahiran asas ini akan dapat membantu pelajar tersebut menguasai bidang-bidang ilmu yang lain dengan lebih mudah.
Ingatan adalah adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia, ini menunjukkan bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya.
Pada dasarnya ingatan dapat dibagi pada dua kategori yaitu ingatan eksplisit dan implisit.
Ingatan eksplisit
Ingatan eksplisit meliputi penginderaan, semantik, episodik, naratif, dan ingatan otobiografi. Kegunaan dari ingatan eksplisit adalah untuk informasi sosial dan identitas, penggambaran otobiografi, aturan sosial, norma, harapan. Beberapa ciri dari ingatan eksplisit adalah :
Ingatan implisit
Ingatan implisit meliputi penginderaan, emosi, ingatan prosedural, pengkondisian rangsang - respon. Kegunaan dari ingatan implisit adalah tempat skema kelekatan, transference, dan super ego. Beberapa ciri dari ingatan implisit adalah :
Tahapan utama dalam pembentuk dan pengambilan ingatan adalah:
  • Encoding: proses dan penggabungan informasi yang diterima
  • Penyimpanan: penciptaan catatan permanen dari informasi yang telah di-encode
  • Pengambilan: memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu proses atau aktivitas
·         Ada tiga tahap dalam memori manusia: memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
·         Memori sensorik mencatat apa yang anda lihat, dengar, rasakan, rasa dan bau. Dengan kata lain, mencatat hal-hal yang ada dalam indra kita. Memori sensorik cukup pendek. Meskipun kita transfer ke memori jangka pendek, itu menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda.
·         Memori jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam memori jangka pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari  memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
·         Seperti memori sensorik, jumlah informasi yang bisa anda simpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Aturan umum adalah bahwa hanya lima hingga sembilan item informasi dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Ini adalah alasan bahwa memori jangka pendek adalah sangat “pendek.” Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensorik, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatian sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan  mengingat kembali.
·         Secara umum, ketika kita berbicara mengenai memory, kita memiliki memori jangka panjang dalam pikiran. Memori jangka panjang dapat menyimpan sejumlah informasi yang hampir tak terbatas. Memori jangka panjang berisi persepsi dan ide-ide yang berkisar dari beberapa menit lalu hingga awal kehidupan masa lalu kita. Memori jangka panjang seperti hard disk yang besar dari sebuah komputer raksasa di mana informasi tidak terbatas dapat disimpan selama seumur hidup. Dalam memori inilah  kita membangun ide-ide dan pengalaman, dan menunjukan kembali informasi ketika kita membutuhkannya.
·         Jika hal ini terdengar rumit – Ajaibnya, otak kita umumnya bisa melakukan pencapaian luar bisa dalam mengumpulkan informasi tanpa hambatan. Dengan latar belakang tersebut, kita akan menjelajahi sebuah pertanyaan yang terjadi pada kebanyakan orang dari waktu ke waktu: Apa perbedaan antara apa yang anda ketahui dan apa yang anda tahu untuk bagaimana melakukannya?
·         Manusia memiliki dua jenis ingatan jangka panjang: deklaratif dan prosedural. Memori Deklaratif adalah memori gagasan atau peristiwa. Memori Prosedural adalah mengingat bagaimana melakukan sesuatu. Mengeluarkan kata-kata sendiri membantu kita menunjukkan  yang mana; “memori deklaratif” yaitu memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu atau declare. “Prosedural memori” membantu kita untuk melakukan sesuatu – yaitu untuk “berproses”. Memori prosedural sering tidak mudah untuk didiskusikan, atau dijelaskan. Bahkan ketika kita tidak bisa menjelaskan bagaimana kita melakukan sesuatu, kita sering dapat menggunakan ingatan prosedural tanpa sadar berpikir tentang bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana berproses. Belajar dan ingatan prosedural digunakan dalam hal-hal seperti naik sepeda, belajar mengetik, belajar memainkan alat musik atau belajar berenang. Kita dapat mengendarai mobil dari satu tempat ke tempat lain sepanjang hari tanpa menyadari proses mengemudi hampir sepanjang waktu, dan benar-benar aman. Sekali sebuah “memori prosedural” telah dilatih secara mental atau dipraktekkan secara fisik sampai dengan kuat dalam ingatan jangka panjang, bisa tahan sangat lama-lama. Sebagai contoh, anda masih bisa naik sepeda setelah terakhir kali anda melakukannya bertahun-tahun yang lalu.
·         Sekarang, satu tingkat lebih kompleks. Memori deklaratif muncul dalam dua tingkatan: “memori semantik” dan “memori episodik.” Memori semantik adalah teoritis atau abstrak. Hal ini tidak tergantung pada waktu dan tempat. memori semantik adalah sepotong informasi. Sebagai contoh, dengan mengetahui bahwa sebuah apel disebut sebagai “buah” adalah memori semantik. Mengetahui bahwa dua tambah dua sama dengan empat juga  memori semantik. Anda dapat mengingatnya, menetapkannya, anda memahaminya, dan anda dapat menggunakannya untuk menghitung hal, tetapi  tidak mewakili sesuatu nyata atau jelas.
·         Memori episodik adalah pengetahuan faktual didasarkan pada pengalaman pribadi dalam waktu dan tempat tertentu. Ini adalah sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang anda rasakan. Sebagai contoh, jika anda berpikir tentang candi borobudur ketika anda mengunjungi sebagai seorang anak, anda mengalami suatu memori episodik. Contoh lain: anda dapat mengatakan, “Ketika kita berada di toko kemarin, Edi membeli dua apel dan Surti membeli dua apel, jadi ketika kita pulang, kita membawa empat apel”. Anda menggunakan memori semantik untuk menerapkan rumus untuk empat apel  yang merupakan bagian dari memori episodik atau memori dari sebuah “episode” dalam hidup anda.
·         Istilah-istilah dan konsep-konsep ini penting karena jenis memori yang berbeda-beda terbentuk dan disimpan oleh otak dengan cara yang berbeda dan berbeda lokasi. Ingatan merupakan subjek daripada perbaikan atau kerusakan dalam cara yang berbeda pula. Sebagai contoh, tidak semua jenis kenangan/ingatan dipengaruhi oleh penuaan dengan cara yang sama.  Ingatan bisa hilang karena faktor usia maka gunakan diri kita sebagai subjek perbaikan dalam memperkuat syaraf-syaraf otak kita. Ketika anda terus belajar dan belajar mengenai memori, ingat ide dasar ini dan diagram untuk membantu anda menempatkan pengetahuan baru.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ingatan

1) Ingatan jangka pendek (STM)

Ingatan yang disimpan di dalam STM berlangsung kurang dari 30 detik. Jika disajikan secara serial maka jumlah aitem yang dapat disimpan dalam STM adalah antara 2 sampai 5 aitem. Secara umum STM memiliki kapasitas mengingat objek berkisar 7 aitem, atau antara 5 sampai dengan 9 aitem. Informasi yang disimpan dalam STM biasanya berupa kode auditori (bunyi), tetapi dapat pula menggunakan kode semantik dan visual.

2) Efek posisi serial (the serial position effect)

Sejumlah informasi (aitem atau objek) yang disajikan secara berurutan akan mempengaruhi ingatan seseorang. Aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung diingat lebih baik daripada aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada urutan di tengah. Karena informasi atau aitem-atem yang terletak di bagian awal akan lebih dulu memasuki ingatan jangka pendek, sehingga memungkinkan dilakukan pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan ke dalam ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak diurutan tengah, ketika memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan informasi di bagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan kembali informasi yang terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang terletak di tengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara itu, informasi yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih baik, sebab informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di-recall.
3) Ingatan jangka panjang (STM)


Ingatan jangka panjang ini meliputi proses penyimpanan informasi yang bersifat lebih permanen (berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu yang tidak terbatas). Selain itu, informasi akan disimpan dalam bentuk maknanya atau semantik.

4) Keahlian (expertise)

Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ingatan seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan baik apabila ia memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup baik di bidang tersebut. Hal ini terjadi karena latar belakang pengetahuan keahlian seseorang dapat menjadi isyarat mental (mental cues). Isyarat mental ini merupakan bagian dari susunan pengetahuan yang sudah dipelajari secara teliti dan diorganisasikan dengan baik. Isyarat mental dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek di dalam mental atau pikiran seseorang. Selain itu, isyarat mental juga memiliki sifat yang lebih menonjol, sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi yang lain.

5) Pemberian kode khusus (encoding specificity)
Prinsip pemberian kode khusus ialah seseorang akan mudah mengingat kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan di dalam ingatannya. Dengan kata lain, orang akan mengingat kembali informasi dengan lebih baik jika situasinya sama dengan situasi pada waktu ia melakukan proses pemberian kode sebelumnya. Suatu informasi yang disimpan dalam bentuk makna atau semantik akan diingat kembali lebih efektif apabila tugas yang diminta juga berbentuk makna, dan bukan intonasinya.

6) Emosi atau afek

Aktivitas mengingat juga dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Pertama, dalam mengingat kata-kata maka orang cenderung mengingat lebih baik pada kata-kata yang menyenangkan daripada kata-kata yang menyedihkan. Fenomena ini disebut Pollyanna principles, yaitu satuan informasi yang secara emosi menyenangkan biasanya diproses lebih efisien dan tepat daripada informasi yang mengandung kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati (mood congruence), yaitu ingatan menjadi lebih baik jika bahan yang dipelajari sama dengan suasana hati yang berlangsung pada saat ini. Ketiga, ketergantungan dengan suasana hati (state dependence). Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih baik dalam suasana hati sekarang yang sesuai dengan suasana hati pada saat bahan itu pertama kali dipelajari atau diterima.

7) Very-long-term memory (VLTM)

VLTM adalah ingatan yang berlangsung lebih dari tiga bulan lamanya. Jenis ingatan ini sebenarnya merupakan perluasan dari jenis ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Khusus ingatan jangka panjang dapat berlangsung dari satu menit sampai dengan seumur hidup. Pemikiran ini terlalu luas, sehingga sebagian ahli psikologi mencoba memahami informasi yang disimpan di dalam ingatan untuk jangka waktu yang sangat panjang. Sebab, perbedaan interval waktu (satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan puluhan tahun) akan mempengaruhi ketepatan mengingat kembali.

8) Stres

Elizabeth Loftus berpendapat bahwa perasaan cemas dapat mempersempit fokus perhatian seseorang sehingga berbagai petunjuk penting yang menuntun memori menjadi hilang. Ketika perasaan cemas sudah membuat kita kehilangan petunjuk-petunjuk yang berguna, kita akan semakin sulit untuk menyimpan memori ataupun mengingat kembali apa yang telah tersimpan dalam memori.

9) Kondisi fisik yang lelah

Kondisi fisik yang lelah juga sangat mempengaruhi daya serap informasi yang masuk, dengan demikian secara langsung mempengaruhi kemampuan mengingat. Para ahli mengetahui bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi satu sama lain. Kondisi fisik yang lelah bisa disebabkan oleh waktu istirahat yang kurang atau jam belajar yang terlalu panjang.


Amnesia adalah kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif) dan yang terparah bisa juga disebabkan oleh opeerasi transplantasi sum-sum tulang belakang. Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti halnya mekanisme pertahanan ego. Amnesia dapat pula terjadi secara spontan, seperti terjadi pada transient global amnesia. Jenis amnesia global ini umum terjadi mulai usia pertengahan sampai usia tua, terutama pada pria, dan biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.
Dampak lain dari amnesia adalah ketidakmampuan membayangkan masa depan dan akan menyebabkan penderita akan selalu terbayang peristiwa yang telah terjadi dan terlupakan jika bertemu kembali dengan sesuatu yang terlupakan tersebut. Penelitian terakhir yang dipublikasikan dalam jaringan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa amnesia dengan kerusakan pada hipokampus tidak dapat membayangkan masa depan. Hal ini terjadi karena bila seorang yang normal membayangkan masa depan, mereka menggunakan pengalaman masa lalu untuk mengkonstruksi skenario yang mungkin dihadapi. Sebagai contoh, seseorang yang mencoba membayangkan apa yang akan terjadi dalam pesta yang hendak didatanginya akan menggunakan pengalaman pesta sebelumnya untuk membantu mengkonstruksi kejadian pada masa depan.
  • Anterograde amnesia: kejadian baru dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat.
  • Retrograde amnesia: ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa.
Kedua kategori amnesia tersebut dapat muncul bersamaan pada pasien yang sama. Contohnya seperti pada pengendara sepeda motor yang tidak mengingat akan pergi kemana dia sebelum tabrakan (retrograde amnesia), juga melupakan tentang kejadian di rumah sakit dua hari setelahnya (anterograde amnesia).
Selain itu juga ada jenis amnesia lain yang cukup parah,
Amnesa parsial: ketidakmampuan mengingat beberapa orang dalam jangka waktu 3 tahun bahkan selamanya, kejadian ini biasanya disebabkan oleh seseorang tersebut mengalami operasi transplantasi sum-sum tulang belakang. Kejadian ini cukup langka karna tidak banyak orang yang mau untuk melakukan tranplantasi sum-sum tulang belakang untuk pengobatan penyakit Thalassemia Mayor.









PSIKOLOGI FAAL
Ingatan, belajar dan amnesia







Kelompok iii
Indrayana febriyanty
Nurul febriyanti
Nur khamsiah
Nur asmy
Saprianus
ibrahimnas






Universitas 45
Fakultas psikologi